Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Angin, Jangan Kenalkan Aku Pada Ilusi

Aku pernah hilang dan ditemukan olehmu; seseorang yang bahkan tak pernah terpikirkan sedikitpun olehku. Kamu; adalah kata yang paling menenangkan untukku kala itu. Seolah aku bisa kembali bernafas dengan segala lelahku yang tak berujung. Dan saat itu, lelahku bermetamorfosis menjadi kupu-kupu ditemani petikan harmoni kecil menenangkan hati. Namun kini, aku tersadar. Aku takut, kamu adalah abu atau bahkan hanyalah ilusi yang kubuat. Karna kini, aku mulai merasakannya. Sungguh, aku takut untuk lelah kembali. Dengan segala keraguan hati, aku mulai bertanya di dalam hatiku "apakah seorang shinta di hati rama adalah nyata? Ataukah romeo hanyalah ilusi yang dibuat juliet?" Andai angin bisa menjawab segala rasa gundahku, aku ingin berbisik "Angin, jangan kenalkan aku pada ilusi"

Terinspirasilah Hingga Bisa Menginspirasi Orang Lain

            Menjadi seorang beauty blogger itu tidak mudah. Bagaimana mereka harus tetap memberikan konten yang menarik agar pembaca tetap setia dan tidak bosan. Selain itu, kreatifitas juga sangat diperlukan mengingat saat ini apabila hanya mengunggulkan cantik saja dirasa kurang. Yang menarik saat ini justru bagaimana pembaca tersebut bisa terinspirasi atau mendapatkan ilmu dari postingan tersebut. Namun, menjadi seorang beauty blogger juga bisa mendapat banyak keuntungan. Selain karena dari awal sudah senang menulis sehingga hobi bisa tersalurkan dengan positif, bisa juga mendapat endorse dari suatu produk atau online shop yang menawarkan kerjasama. Menjadi seorang beauty blogger juga secara tidak langsung mengajarkan untuk tetap terarah dan ter- planning . Karena harus tetap rajin posting dan tidak membiarkan blog vakum untuk waktu yang lama. Terinspirasi itu perlu, namun yang terpenting bagaimana terinspirasi berubah hingga bisa menginspirasi orang lain. Menjadi seorang be

Cantik Itu Hasil, Kreatifitas Tetap yang Utama

            Sosok inspiratif kali ini berasal dari seorang beauty blogger asal Semarang, yang telah menginspirasi banyak orang melalui tulisannya untuk tetap percaya pada pribadinya sendiri. Bagaimana cantik itu bukan didefinisikan dengan gambaran bahwa wanita tersebut harus putih, tinggi, bermata besar dan memiliki lesung pipi namun lebih ke bagaimana mereka bisa merawat diri dan wajahnya tetap bersih serta enak dipandang. Begitu pula dengan make up yang seperti kita tahu banyak brand-brand besar yang berani menjual produk mereka dengan harga selangit. Padahal faktanya, banyak brand-brand lokal yang tak kalah bagusnya dan tentunya dengan harga yang bisa dijangkau. Salah satunya adalah Kania Arda. Gadis asal Semarang yang lahir pada tanggal 15 Juli 1999 ini, salah satu beauty blogger yang sering me- review brand make up lokal ini, berhasil memikat banyak orang untuk mengikutinya di akun blognya, yakni kaniarda.blogspot.com. Ia mengaku, awalnya hanya suka menulis. Ia bahkan me

Mampukah?

Tiap kudengar denting piano, mengingatkanku pada pahitnya perlakuanku saat itu Tiap kudengar denting piano, mengingatkanku betapa mirisnya cinta kita yg tak pernah berbalas Tiap kudengar denting piano, mengingatkanku betapa bodohnya aku meninggalkanmu Tiap kudengar denting piano, mengingatkanku betapa bodohnya aku selama ini tak berani mengungkapkan isi hati Dan tiap kudengar denting piano, mengingatkanku tentangmu…… Aku tak pernah memiliki nyali untuk berkata iya atau tidak. Aku hanya memiliki ketidakpastian yang berbuah kepahitan. Rasanya ingin kuputar hari itu, saat aku tak memiliki nyali menerima cintamu Baru kusadari sekarang, aku masih menyayangimu. Tak pernah ku bayangkan bertahun-tahun pun tak cukup untuk menghapus bayangmu di benakku Bertahun-tahun pun rasanya baru sebentar saat kita bertemu, tersenyum, tertawa, bahkan saling berkata sayang Namun lagi2 karna kebodohanku, aku tak pernah bisa mengabulkan sendiri keinganku. Yaitu untuk bersama denganmu.

Jangan Goreskan Luka Kembali

Aku berlari menggapai angan semu.. Menghitung hari demi hari tanpa kehadiranmu di sisiku.. Merahasiakan hati yang telah rapuh.. Antara sekarat atau sengsara.. Aku hanya lampion kecil tak bercahaya.. Terbuang sia-sia tanpa ada kamu yang menerangiku.. Pergilah kasih, pergi saja.. Biarkan aku terluka disini.. Biarkan aku lemas tak berdaya termakan kelamnya dunia.. Aku tak bisa memaksakan ego ku.. Yang kau cintai dia, bukan aku.. Aku hanya bisa berharap kau sadar apa yang kaulakukan.. Biarkan cinta kita hilang ditelan bumi.. Biarkan sayatan darah ini mengalir deras.. Biar kau tahu, rasanya sakit ini.. Kau buang aku! Kau campakkan aku! Kau sakiti aku! Kau bunuh aku! Kau tikam aku! Kau lakukan itu agar kau bisa bersamanya Pergilah, biarkan pedang ini masih menancapku Biar aku yang merasakannya Rasa yang tak pernah kuharapkan sebelumnya. Ku harap dia tak pernah melakukan apa yang kaulakukan padaku.. Kumohon Tuhan, hilangkanlah ingatanku dalam

5 Makanan Jawa yang Bikin Kamu Ketagihan!

Kalian merantau jauh ke Jawa dan bingung makanan apa aja sih yang recommended banget? check this out! 1. Nasi Gandul Nasi Gandul atau sego gandul berasal dari Pati Jawa Tengah yang sekilas mirip dengan semur daging. Namun, nasi gandul ini tergolong unik karena disajikan di atas daun pisang dan memakannya pun tidak menggunakan sendok, namun suru yaitu daun pisang yang dibuat sedemikian rupa seperti sendok. Untuk lauknya bermacam-macam seperti tempe, telur, bahkan jeroan ayam pun siap sedia 2. Sego Liwet Bila anda berkunjung ke Jawa Tengah tepatnya di Solo, Sego Liwet adalah salah satu makanan yang wajib Anda cicipi. Makanan ini terbuat dari beras yang diliwet yaitu dimasak dengan santan, garam, serai dan diberi daun salam. Lauk untuk menemani nasi tersebut berupa ayam dan telur. 3. Sroto Purbalingga Sroto menjadi satu yang terlaris karena memiliki cita rasa tersendiri di Jawa Tengah. Satu ciri khas sroto Purbalingga adalah taburan kacang dan kerupuk putihnya. Oleh ka

Rasaku Ini Bagaikan Mentari Terbit yang Tak Kenal Akan Senja, Tak Akan Tenggelam

Aku benar-benar telah jatuh cinta padamu. Sungguh, aku berani mengatakannya 1000 kali. Tutur katamu, parasmu, sikapmu buatku jatuh. Jatuh di dalam lembah yang teramat dalam. Hingga aku tak melihat setitikpun cahaya.Cintamu buatku buta.Hingga aku tak mengenal diriku sendiri. Dulu, aku hilang terbang dengan angin malam. Aku tak mengenal cinta.Tak ada yang membantuku sadar. Bahkan daun yang gugur sekalipun enggan melihatku. Aku hilang, rapuh, atau….. gila? Aku sendiri, sepi, dan sunyi. Hingga aku menemukanmu. Aku menemukanmu terpaku seorang diri menatap angin serta menyibakkan rambut indahmu. Aku melihat sebuat mata indah dibalik awan di ujung mentari. Aku mendengar suara halus itu perlahan menggenggam pundakku. Detik, menit, jam, hari itu aku benar-benar jatuh. Seketika aku jatuh dipelukanmu. Hari ini, aku hidup. Aku benar-benar mulai bisa bernafas. Aku tau arah sekarang. Aku mulai bisa merasakan hembusan nafasmu mulai memburu dan tepat berada di nadiku. Jangan pernah rubah situas

Bila Aku

Karya Jihan Pasha Bila aku berjalan anggun menyusuri hari itu di depanmu, Apakah kau akan berbalik melihatku? Bila aku pandai memainkan rambut dan menari dengan angin, Apakah kau mengajakku berdansa? Bila aku dapat berjalan jijit memakai perona wajah, Apakah kau akan tersenyum memandangku? Bila aku adalah kata lain sempurna, Apakah kau bisa bertanya kabarku? Dan... Bila aku adalah dia, Apakah kau tetap menjadi milikku? Aku ingin merasakan hembusan angin yang keras Aku ingin terhempas jauh, jauh meninggalkanmu Sesekali tersenyum meninggalkan semua beban, yaitu kamu Ya, kamu adalah bebanku. Aku tau, aku bukan dia Sempurna. Ya, kau hanya mengharapkannya Mengharapkan sosok sempurna yang pandai menari dan memakai rona wajah Aku? Haha. Bisakah kalian deskripsikan aku dimatanya? Bisakah kalian deskripsikan sampah? Ya, itu aku Aku tak pernah berharap tanganmu bisa merangkulku Aku tak pernah berharap sayap-sayapku bisa terbang bersamamu Aku tak pernah berharap aku bisa

Jelajah Kuliner Pati, Sego Pedes Menjadi Primadona

            Pati terkenal akan banyak makanan istimewa seperti gandul, olahan bandeng, sego tewel, ikan kepala manyung, dll. Salah satu yang menjadi primadonanya ialah sego pedes atau dalam istilah indonesianya adalah nasi pedas. Sego pedes yang dimaksudkan di sini memiliki cita rasa yang unik terlebih bagi penggila pedas.             Sego pedes ini sendiri beralaskan daun pisang, dan berkuah kuning. Menu utamanya hanyalah tempe. Namun disediakan juga lauk lain seperti telur, daging, gimbal urang, perkedel, dll. Biasanya, sego pedes dijual di warung sederhana namun pembelinya datang dari berbagai kota dan sangat ramai. Tak tanggung-tanggung, banyak yang berasal dari kudus, blora, rembang datang ke pati hanya untuk menikmati sensasi berkeringat ria karena sego pedes ini.             Salah satu warung sego pedes yang terkenal berada di desa njontro kecamatan wedarijaksa. Warung tersebut tak pernah sepi pembeli bahkan, saat hari libur pukul 20.00 WIB mereka terpaksa tutup karena

Cinta Tapi Beda

Kita sedang melangkah, kita sedang bersama berpijak dalam satu cinta Tapi kita tidak berada dalam satu tujuan Kita memang ingin bersama Namun takdir tidak ingin kebersamaan itu Kadang aku merasa hidup tak adil Mengapa banyak orang diluar sana yg dapat saling mencintai dengan cara yg sempurna tanpa adanya perbedaan? Sedangkan kita selalu ada penghalang Penghalang yang begitu jelas kurasakan Cinta kita memang tulus, murni, suci Namun apalah arti cinta tanpa keyakinan yg sama? Dan kita takkan pernah bisa menemukan keyakinan yg sama Aku lebih mencintai Tuhanku. Begitu pula dengan kau dan Tuhanmu Sungguh, aku begitu takut. Takut untuk tak bisa memelukmu lagi serta mencintaimu dengan sempurna. Aku selalu berharap, kita dapat bersama selamanya. Namun aku tahu, Akhirat lah kehidupan abadiku kelak. Aku tak ingin mendustai Allah. Aku begitu mencintai Allah, Tuhanku. Maaf sayang, saat ini kita hanya berada dalam dua pilihan. Kau mengikutiku, atau kita cukup s

Entah

Entah harus bagaimana lagi aku mengartikan perasaanku. Mengartikan perasaan yang begitu menggebu hingga memuncak tak dapat kukendalikan. Perasaan kacau kala aku tak melihat tatapan matamu. Perasaan hilang tanpa ada yang dapat menggantikannya.Entah harus bagaimana lagi aku menghapus semua sesal di dada. Rasa sesal kala itu. Kala aku masih bisa menyentuhmu, memelukmu namun aku harus meninggalkanmu dengan segala keegoisanku.   Entah harus bagaimana lagi aku menerima semua ini. Aku takkan pernah mengulang kenangan yang sama seperti dulu. Jikapun kau bisa kembali, takkan pernah ada rasa dan kasih sayang yang sama seperti dulu. Sungguh, aku sangat menyesalkan kenangan kita . Entah harus bagaimana lagi aku berdoa dalam kesunyianku. Kegelapan ini mengajarkanku untuk selalu berusaha. Berusaha kuat tanpa adanya dirimu disisiku lagi. Entah harus bagaimana lagi aku bertahan. Bertahan dalam tangisan yang begitu menusuk hati. Cemburu, marah, rindu ini begitu menggebu dan mendesak kala aku mengin

Pudar

Karya Jihan Pasha Ya, aku memudar. Atau mungkin sudah menghilang? Entahlah... Yang aku tahu, aku mulai tak bermakna. Tak kurasakan lagi tiap inci jalan yang kutapaki. Tak kunikmati lagi tiap nafas dalam diriku. Yang kulihat setiap hari adalah malam. Gelap. Sendiri. Kedinginan. Tak ada yang bisa menemaniku, Dan mengganti malamku menjadi siang. Kecuali kamu. Apa kabar kekasih? Apa kau baik2 tanpa aku? Di sini aku tersiksa. Tersiksa karena tak adanya ragamu. Raga yg selalu mendekapku dengan lembut. Tak pernah kubayangkan tanpa hadirmu di sini, aku menjadi seperti ini. Setengah gila? Mungkin itu cukup menggambarkan Aku merindukanmu.. Tanpamu Aku pudar

Tempurung Dalam Sunyi

Karya Jihan Pasha Sayatan tinta tak pudar dari kertas ini Sayatan penuh cinta Penuh hidup Dan penuh karya             Kertas buram telah menjadi saksi             Apa jerih payahku             Apa keinginanku Andaikan aku dia Anak seorang guru Atau dia Seorang artis Ataukan mungkin dia Seorang anak pengusaha             Mereka beruntung             Selalu mendapatkan yang mereka inginkan             Selalu mengikuti lomba             Selalu dielu-elukan guru-guru Memang, aku tak seterkenal mereka Aku tak semandiri mereka Tapi aku punya bakat Aku punya hati Dan aku punya kemauan             Mengapa mereka membeda-bedakan kami ?             Apakah hanya murid yang terkenal yang memiliki bakat ? Jujur Aku iri dengan mereka Aku ingin seperti mereka Aku ingin mengalahkan mereka             Aku pun tau             Mereka tak menganggapku teman bahkan sahabat             Semua hanya omong kosong             Semua busuk ! Me

Jahitan Katulistiwa

Karya Jihan Pasha Kuambil sebuah album kenangan Album di mana keadilan terkuak Makna tersirat terpaut jauh Berpacu waktu Berpacu kehidupan             Tantangan hidup terus bergilir             Berpuluh-puluh tahun lalu             Tinta merah terus bercucuran             Dan tangis terus meledak Aku berada di sebuah tempat menyakitkan Berada di antara dua dimensi Aku tahu, dan aku sadar Aku bukan satu-satunya orang terasing Tapi aku satu-satunya Orang yang ditindas             Aku tahu, ini belum berakhir             Karangan tak bertema mulai menyeruak             Melihat sang mentari             Yang dulu padam oleh semangat             Diluncurkan lagi oleh sang pemuda ! Namun, kini aku tahu Mentari kembali padam Mereka berseru meminta keadilan ! Meminta Indonesia kembali seperti dulu             Kugayuh sepeda tuaku             Hanya untuk kembali ke dasar             Berseru, memanggil             Pemuda-pemudi Indonesia

Sayatan Kebahagiaan

                             Karya Jihan Pasha Lelehan tangis makna mulai turun Bercampur, antara kesedihan atau kebahagiaan Akan kutimang seorang bidadari Titipan Tuhan yang membuatku bimbang           Merangkai kata kuhaturkan kepada malaikat           Menembus awan, menabrak karang           Kujejali sampah pada masa depanku           Seperti itulah hidupku Hidup yang tak pernah adil Tak pernah berpihak kepadaku Suatu anugrah yang merupakan kepiluan Yang tak akan ku cerna semua ini           Kuakui, aku hanya pemulung termuda di desa           Aku hanya wanita lemah           Yang meninggalkan masa perawan           Karena dia, lelaki bangsat !! Mulut srigalanya berpacu Menelan ludah lemah hanya termanggut Tuhan, apa salahku ? Haruskah wanita ditindas ?           Jajaran awan menggumpal           Disertai cahaya misteri           Selalu menemaniku           Menusuk pedang perlahan Tuhan, aku memang manusia kotor Mudah terhipnot

Sendu Sendiri

Karya Jihan Pasha Terseok-seok kudaki jalan ini Terhujam beribu pertanyaan Terhimpun setiap inci hidupku Mencari jawaban pada sang mentari             Tak kukuasai diri ini             Tak kubiarkan diri ini di bawah injakan kaki             Namun, apa dayaku ?             Diri ini hanya semut kecil tak berdaya Jika boleh aku meminta kepada Tuhan Tolong Tuhan, lahirkan aku Pada orang tua yang baik Keluarga yang menyayangiku Lingkungan yang menyertaiku Dan setiap hari tak ada tangis didiri ini             Kupandangi wajah mereka             Berhidung pesek, bermata bulat dan berkulit sawo matang             Sedangkan aku ?             Sangat berbeda dengan mereka Sulit kucerna semua ini Mengapa mereka membeda-bedakan aku ? Mengapa mereka memperlakukanku seperti budak ? Mengapa mereka menghinaku ? Mengapa mereka tak pernah menyayangiku ?             Jika aku memang anak mereka             Apa aku pantas mendapat perlakuan ini ?

Seruan Luka

      Karya : Jihan Pasha Aku hanyalah seonggok kayu rapuh Bersandar tak berdaya di tumpukan jerami Bagiku, hidup tak pernah adil Semua hanya sampah Seperti kata orang             Apa arti hidup   ?             Aku tak mengenal arti kasih sayang             Aku tak mengenal   arti keluarga             Aku tak mengenal kebahagiaan             Yang kukenal hanya jalan berdebu             Raut kepiluan             Raut kesedihan Apa itu keluarga ? Apa itu asi ? Apa itu sekolah ? Sejak lahir pun aku telah berada di tempat sampah Mungkin pula aku mati di tempat sampah             Bola mataku mencair             Melihat bangunan bergedung             Melihat baju indah bertumpuk             Melihat keluarga bahagia Ah, untuk apa semua itu ? Semua tak akan pernah kuraih ! Untuk apa aku hidup Kalau hanya tuk cacian semata 74 tahun sudah aku berkelana Mencari keluarga Mencari makan Mencari kasih sayang Mencari Tuhan Mencari arti

Tanda Tanya Sutra

                   Karya : Jihan Pasha Sebuah wahana kesunyian mencekam Mencekik dan menampar Apa yang dilihatnya Tak ada satupun orang Yang selamat dari pandangannya           Umpatan itu seakan menggema           Mencekik tiap orang yang dilewatinya           Merambat ke seluruh tubuh           Bergumam dengan kapak di lengannya “Ampuun ! Jangan bunuh saya !” Berapa juta suara itu Terendam di dalam bak kebencian Tangis darah, tak lagi dihiraukannya Gelondongan kepala Tontonannya sehari-hari Kepiawaiannya membunuh orang Sangat elegan Tatapan matanya, tertuju pada cahaya Cahaya bersorban berjenggot lebat Menggeleng-gelengkan kepala Dengan kewibaannya           Tergambar jelas saat itu           Antara hitam dan putih           Antara neraka dan surga           Antara setan dan malaikat !! Apa bagusnya dia ? Hanya membawa kalung dan bersorban Berbaju panjang dan berjenggot lebat ?           Sedangkan aku ?           Pembunu