Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Cinta Tapi Beda

Kita sedang melangkah, kita sedang bersama berpijak dalam satu cinta Tapi kita tidak berada dalam satu tujuan Kita memang ingin bersama Namun takdir tidak ingin kebersamaan itu Kadang aku merasa hidup tak adil Mengapa banyak orang diluar sana yg dapat saling mencintai dengan cara yg sempurna tanpa adanya perbedaan? Sedangkan kita selalu ada penghalang Penghalang yang begitu jelas kurasakan Cinta kita memang tulus, murni, suci Namun apalah arti cinta tanpa keyakinan yg sama? Dan kita takkan pernah bisa menemukan keyakinan yg sama Aku lebih mencintai Tuhanku. Begitu pula dengan kau dan Tuhanmu Sungguh, aku begitu takut. Takut untuk tak bisa memelukmu lagi serta mencintaimu dengan sempurna. Aku selalu berharap, kita dapat bersama selamanya. Namun aku tahu, Akhirat lah kehidupan abadiku kelak. Aku tak ingin mendustai Allah. Aku begitu mencintai Allah, Tuhanku. Maaf sayang, saat ini kita hanya berada dalam dua pilihan. Kau mengikutiku, atau kita cukup s

Entah

Entah harus bagaimana lagi aku mengartikan perasaanku. Mengartikan perasaan yang begitu menggebu hingga memuncak tak dapat kukendalikan. Perasaan kacau kala aku tak melihat tatapan matamu. Perasaan hilang tanpa ada yang dapat menggantikannya.Entah harus bagaimana lagi aku menghapus semua sesal di dada. Rasa sesal kala itu. Kala aku masih bisa menyentuhmu, memelukmu namun aku harus meninggalkanmu dengan segala keegoisanku.   Entah harus bagaimana lagi aku menerima semua ini. Aku takkan pernah mengulang kenangan yang sama seperti dulu. Jikapun kau bisa kembali, takkan pernah ada rasa dan kasih sayang yang sama seperti dulu. Sungguh, aku sangat menyesalkan kenangan kita . Entah harus bagaimana lagi aku berdoa dalam kesunyianku. Kegelapan ini mengajarkanku untuk selalu berusaha. Berusaha kuat tanpa adanya dirimu disisiku lagi. Entah harus bagaimana lagi aku bertahan. Bertahan dalam tangisan yang begitu menusuk hati. Cemburu, marah, rindu ini begitu menggebu dan mendesak kala aku mengin

Pudar

Karya Jihan Pasha Ya, aku memudar. Atau mungkin sudah menghilang? Entahlah... Yang aku tahu, aku mulai tak bermakna. Tak kurasakan lagi tiap inci jalan yang kutapaki. Tak kunikmati lagi tiap nafas dalam diriku. Yang kulihat setiap hari adalah malam. Gelap. Sendiri. Kedinginan. Tak ada yang bisa menemaniku, Dan mengganti malamku menjadi siang. Kecuali kamu. Apa kabar kekasih? Apa kau baik2 tanpa aku? Di sini aku tersiksa. Tersiksa karena tak adanya ragamu. Raga yg selalu mendekapku dengan lembut. Tak pernah kubayangkan tanpa hadirmu di sini, aku menjadi seperti ini. Setengah gila? Mungkin itu cukup menggambarkan Aku merindukanmu.. Tanpamu Aku pudar

Tempurung Dalam Sunyi

Karya Jihan Pasha Sayatan tinta tak pudar dari kertas ini Sayatan penuh cinta Penuh hidup Dan penuh karya             Kertas buram telah menjadi saksi             Apa jerih payahku             Apa keinginanku Andaikan aku dia Anak seorang guru Atau dia Seorang artis Ataukan mungkin dia Seorang anak pengusaha             Mereka beruntung             Selalu mendapatkan yang mereka inginkan             Selalu mengikuti lomba             Selalu dielu-elukan guru-guru Memang, aku tak seterkenal mereka Aku tak semandiri mereka Tapi aku punya bakat Aku punya hati Dan aku punya kemauan             Mengapa mereka membeda-bedakan kami ?             Apakah hanya murid yang terkenal yang memiliki bakat ? Jujur Aku iri dengan mereka Aku ingin seperti mereka Aku ingin mengalahkan mereka             Aku pun tau             Mereka tak menganggapku teman bahkan sahabat             Semua hanya omong kosong             Semua busuk ! Me

Jahitan Katulistiwa

Karya Jihan Pasha Kuambil sebuah album kenangan Album di mana keadilan terkuak Makna tersirat terpaut jauh Berpacu waktu Berpacu kehidupan             Tantangan hidup terus bergilir             Berpuluh-puluh tahun lalu             Tinta merah terus bercucuran             Dan tangis terus meledak Aku berada di sebuah tempat menyakitkan Berada di antara dua dimensi Aku tahu, dan aku sadar Aku bukan satu-satunya orang terasing Tapi aku satu-satunya Orang yang ditindas             Aku tahu, ini belum berakhir             Karangan tak bertema mulai menyeruak             Melihat sang mentari             Yang dulu padam oleh semangat             Diluncurkan lagi oleh sang pemuda ! Namun, kini aku tahu Mentari kembali padam Mereka berseru meminta keadilan ! Meminta Indonesia kembali seperti dulu             Kugayuh sepeda tuaku             Hanya untuk kembali ke dasar             Berseru, memanggil             Pemuda-pemudi Indonesia

Sayatan Kebahagiaan

                             Karya Jihan Pasha Lelehan tangis makna mulai turun Bercampur, antara kesedihan atau kebahagiaan Akan kutimang seorang bidadari Titipan Tuhan yang membuatku bimbang           Merangkai kata kuhaturkan kepada malaikat           Menembus awan, menabrak karang           Kujejali sampah pada masa depanku           Seperti itulah hidupku Hidup yang tak pernah adil Tak pernah berpihak kepadaku Suatu anugrah yang merupakan kepiluan Yang tak akan ku cerna semua ini           Kuakui, aku hanya pemulung termuda di desa           Aku hanya wanita lemah           Yang meninggalkan masa perawan           Karena dia, lelaki bangsat !! Mulut srigalanya berpacu Menelan ludah lemah hanya termanggut Tuhan, apa salahku ? Haruskah wanita ditindas ?           Jajaran awan menggumpal           Disertai cahaya misteri           Selalu menemaniku           Menusuk pedang perlahan Tuhan, aku memang manusia kotor Mudah terhipnot

Sendu Sendiri

Karya Jihan Pasha Terseok-seok kudaki jalan ini Terhujam beribu pertanyaan Terhimpun setiap inci hidupku Mencari jawaban pada sang mentari             Tak kukuasai diri ini             Tak kubiarkan diri ini di bawah injakan kaki             Namun, apa dayaku ?             Diri ini hanya semut kecil tak berdaya Jika boleh aku meminta kepada Tuhan Tolong Tuhan, lahirkan aku Pada orang tua yang baik Keluarga yang menyayangiku Lingkungan yang menyertaiku Dan setiap hari tak ada tangis didiri ini             Kupandangi wajah mereka             Berhidung pesek, bermata bulat dan berkulit sawo matang             Sedangkan aku ?             Sangat berbeda dengan mereka Sulit kucerna semua ini Mengapa mereka membeda-bedakan aku ? Mengapa mereka memperlakukanku seperti budak ? Mengapa mereka menghinaku ? Mengapa mereka tak pernah menyayangiku ?             Jika aku memang anak mereka             Apa aku pantas mendapat perlakuan ini ?

Seruan Luka

      Karya : Jihan Pasha Aku hanyalah seonggok kayu rapuh Bersandar tak berdaya di tumpukan jerami Bagiku, hidup tak pernah adil Semua hanya sampah Seperti kata orang             Apa arti hidup   ?             Aku tak mengenal arti kasih sayang             Aku tak mengenal   arti keluarga             Aku tak mengenal kebahagiaan             Yang kukenal hanya jalan berdebu             Raut kepiluan             Raut kesedihan Apa itu keluarga ? Apa itu asi ? Apa itu sekolah ? Sejak lahir pun aku telah berada di tempat sampah Mungkin pula aku mati di tempat sampah             Bola mataku mencair             Melihat bangunan bergedung             Melihat baju indah bertumpuk             Melihat keluarga bahagia Ah, untuk apa semua itu ? Semua tak akan pernah kuraih ! Untuk apa aku hidup Kalau hanya tuk cacian semata 74 tahun sudah aku berkelana Mencari keluarga Mencari makan Mencari kasih sayang Mencari Tuhan Mencari arti

Tanda Tanya Sutra

                   Karya : Jihan Pasha Sebuah wahana kesunyian mencekam Mencekik dan menampar Apa yang dilihatnya Tak ada satupun orang Yang selamat dari pandangannya           Umpatan itu seakan menggema           Mencekik tiap orang yang dilewatinya           Merambat ke seluruh tubuh           Bergumam dengan kapak di lengannya “Ampuun ! Jangan bunuh saya !” Berapa juta suara itu Terendam di dalam bak kebencian Tangis darah, tak lagi dihiraukannya Gelondongan kepala Tontonannya sehari-hari Kepiawaiannya membunuh orang Sangat elegan Tatapan matanya, tertuju pada cahaya Cahaya bersorban berjenggot lebat Menggeleng-gelengkan kepala Dengan kewibaannya           Tergambar jelas saat itu           Antara hitam dan putih           Antara neraka dan surga           Antara setan dan malaikat !! Apa bagusnya dia ? Hanya membawa kalung dan bersorban Berbaju panjang dan berjenggot lebat ?           Sedangkan aku ?           Pembunu

IKLIM KOMUNIKASI: DASAR DARI HUBUNGAN PRIBADI (2)

MENGKONFIRMASI DAN DISKONFIRMASI IKLIM Martin Buber percaya bahwa kita sebagai manusia perlu akan adanya konfirmasi untuk menjadi sehat dan tumbuh. Maka kegunaan dari konfirmasi itu sendiri merasa dikenal dan divalidasi sebagai individu. Dalam wawasan Buber bahwa konfirmasi adalah fondasi penting untuk bermakna dan memiliki hubungan yang dekat. A.    TINGKAT KONFIRMASI & DISKONFIRMASI Konfirmasi pengakuan dapat merasakan, berpikir, atau mengatakan. Nonverbal, kita mengakui orang lain dengan menganggukkan kepala kita atau dengan membuat kontak mata untuk menunjukkan kita mendengarkan, pengakuan lisan merupakan respon langsung ke komunikasi orang lain. Arti dari Diskonfirmasi itu sendiri tidak merupakan apa yang telah disepakatin antara kedua belah pihak antara perbedaan pendapat menjadi produktif dan sehat, dan mereka menyiratkan bahwa orang-orang yang cukup peduli satu sama lain untuk memperdebatkan. Level dari tingkat konfirmasi dan diskonfirmasi : a.        Recognit

IKLIM KOMUNIKASI: DASAR DARI HUBUNGAN PRIBADI (1)

Iklim komunikasi adalah perasaan keseluruhan atau suasana hati emosional diantara orang-orang, yang meliputi hangat atau dingin, aman atau cemas, menerima atau menolak, terbuka atau dijaga, hal tersebut terbentuk oleh interaksi verbal dan nonverbal antara orang-orang.   Ada empat faktor yang sangat penting untuk membangun dan mempertahankan hubungan memuaskan adalah: investasi, komitmen, kepercayaan, dan kenyamanan dengan dialektika relasional. A.    INVESTASI Investasi adalah apa yang kita masukkan ke dalam hubungan yang tidak bisa kita kembalikan jika hubungan itu akan berakhir. Dalam berinvestasi, maka yang kita harapkan adalah sebuah keutungan. Untuk menuai keuntungan, kita harus tetap menjaga hubungan tersebut. Untuk saling menguntungkan, dibutuhkan investasi yang setara. Kita dapat memberikan investasi untuk pasangan kita dan mendapatkan balasan untuk tercipta hubungan yang saling menguntungkan B.    KOMITMEN Komitmen adalah keputusan untuk tetap dalam suatu h