Sebuah toleransi dalam islam
disebut Tasamuh yang berarti kerukunan sosial di dalam tiap individu masyarakat
yang tidak hanya individu yang menganut agama islam saja.
Salah
satu diantara paling penting adalah bagaimana kita dapat meletakkan peran serta
fungsi agama, mengingat agama adalah faktor terpenting bagi keberadaan
masyarakat kita. Keberhasilan meletakkan secara proporsional peran dan
fungsinya akan membuat bangsa ini tak perlu mengalami pengalaman pahit. Kita
perlu bersyukur bahwa pendiri bangsa kita telah berhasilmencari solusi, setelah
melalui beberapa perdebatan terhadap persoalan di mana tempat agama di dalam
kehidupan bernegara. Negara Kesatuan Republik Indonesia bukanlah sebuah negara
teokratis, melainkan sebuah negara yang di dalamnya agama dan kehidupan
bernegara mendapat tempat yang terhormat dan dilindungi di dalam UUD.
Sebagaimana tercantum di dalam pasal 29 Undang Undang Dasar 1945. Hal tersebut
sangat penting karena bagi agama-agama dan para pemeluknya ia bukan saja
memberi jaminan bagi keberadaan mereka, namun juga berlaku sebagai sebuah
bingkai tempat keterlibatan umat di dalam mengisi kehidupan di negara ini.
Persoalannya justru pada tiap individu yang memeluk agamanya sendiri yaitu
sampai mana mereka mampu melakukan apa yang telah menjadi kesepakatan di suatu
realitas histroris yang terus berkembang dengan segala dinamika kehidupan.
Seperti ekonomi, sosial, politik, dan budaya.
Permasalahan
yang penting adalah sejauh mana umat beragama mampu memberikan sumbangan
wawasan kebangsaan pada masa sekarang yang sudah jelas di depan mata bahwa hal
itu akan membawa dampak serta tantangan dan cobaan. Apakah agama-agama di
Indonesia memunculkan sebuah transformasi menuju memudarnya wawasan kebangsaan
yang inklusif serta digantikan oleh wawasan ekslusif yang saling bertikai satu
sama lain seperti di negara mantan Blok Sosialis dan sebagian wilayah Asia
Barat dan Timur Tengah? Atau mereka dapat memperkuat proses menjadi Indonesia
ditengah-tengah arus globalisasi? Sangatsusah menjawab pertanya di atas, namun
kita semua memiliki andil yang sama guna mengupayakan sesuai kemampuan yang
ada.
Wawasan
kebangsaan mentransendir ekslusivisme etnis, ras, agama, dan golongan, namun
tetap membiarkan keberadaan mereka sebagai kekayaan dan sumber pemberdayaan.
Hasil proses dialektik antara elemen partikular dan universal, antara
nilai-nilai yang bersumber transendental dengan yang sekuler antara barat dan
timur.
Yang
masih perlu dikembangkan adalah bagaimana agama-agama di Indonesia merespons
intervensi negara yangpada gilirannya mengakibatkan berbagai dampak yang
merugikan bagi terwujudnya kehidupan berwawasan kebangsaan dan demokratis.
Berbagai eksperimen yang muncul seperti ajakan mengembangkan teologi
transformatif oleh para agamawan adalah contoh yang paling mutakhir. Dengan
upaya ini, maka relevansi agama-agama dalam modernitas dapat dikembangkan.
Komentar
Posting Komentar